BAB
II
Pembahasan
NILAI KEILMUAN YANG
TERKAIT KESEHATAN DAN KEPERAWATAN
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh
pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan keperawatan atau kebidanan. Hal ini merupakan tantangan bagi
profesi keperawatan dan kebidanan dalam mengembangkan profesionalisme selama
memberi pelayanan yang berkualitas.
Kualitas
pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada
etik dan moral yang tinggi. Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap
perawat atau bidan akan tercermin dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan
diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh
karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta penerapannya
menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan
keperawatan atau kebidanan dimana nilai-nilai pasen selalu menjadi pertimbangan
dan dihormati.
Nilai-nilai yang Diperlukan Perawat
Tata nilai keperawatan
adalah nilai yang terkandung didalam proses
caring yang dilakukan oleh perawat, serta sangat mempengaruhi
berbagai tindakan keperawatan. Gambaran nilai-nilai keperawatan
adalah bagaimana pengetahuan, penafsiran, pemahaman, pemberian makna, serta
sikap perawat mengenai nilai-nilai keperawatan, yang
meliputi tujuh nilai esensial keperawatan yang tersebar dalam
beberapa pernyataan, yakni altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat
manusia, keadilan, dan kebenaran.
Untuk praktek sebagai perawat yang profesional, diperlukan nilai-nilai yang
sesuai dengan kode etik profesi, pokok-pokok tersebut antara lain dengan :
- Menghargai martabat individu tanpa prasangka
- Melindungi seseorang dalam hal privasi, misalnya :
Berikut merupakan penjelasan dari setiap nilai yang diperlukan sebagai
seorang perawat, diantaranya :
1. Care
Merupakan semangat, tindakan penting dari inti keperawatan,
kekuatan yang menyatakan, proses dnamika dan intisari
struktural. Care adalah nilai, caring adalah sebuah kebaikan. Dalam
membangun pribadi caring perawat dapat melalui pengembangan indicator 10
caratif caring (Waton, 1979) sebagai berikut:
- Sistem nilai humanistik-altruistik
- Kepercayaan-harapan
- Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain
- Pertolongan-Hubungan saling percaya
- Pengembangan dan penerimaan terhadap ekspresi perasaan positif
dan negatif
- Penggunaan metode ilmiah, problem solving dalam pengambilan
keputusan
- Peningkatan proses belajar-mengajar dalam interpersonal
- Supportif, korektif dan protektif terhadap mental, fisik,
sosiokultural dan spiritual
- Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia
- Dikembangkan faktor eksternal phenomenological.
2. Empati
Adalah berusaha menempatkan
diri pada seseorang yang bersangkutan sehingga dapat merasakan
apa yang dirasakan oleh orang yang besangkutan tersebut. Empati
berbeda dengan simpati, sikap melibatkan perasaan terhadap sesuatu hal, sehingga
tidak dapat lagi berfikir objektif merupakan sikap simpati yang tidak
seharusnya dimiliki oleh perawat. Senyum dan rasa
empati yang ditimbulkan setidaknya akan menjadi multivitamin dosage
tinggi yang tanpa antibiotik atau obat yang super keras
akan menyembuhkan rasa terpelentirnya hati seorang pasien yang sedang
menderita penyakit sekeras apapun. Ada hal yang tidak bisa di teliti
secara ilmiah dan juga tidak harus dengan percobaan yang mahal,
ada yang timbul dari hati yaitu keikhlasan untuk menolong sesama.
Florence Nightingale, tokoh
dunia yang mengubah persepsi dunia bahwa perawat itu
merupakan pekerjaan yang sangat mulia dan terhormat.
Sebagai perawat dibutuhkan kemampuan khusus yang tidak
semua orang memilikinya, yaitu kemampuan empati. Perilaku yang muncul
dari tiap perawat terhadap pasien berbeda-beda, hal ini terkait dengan
kemampuan empati perawat itu sendiri, ada pun yang mempengaruhi
kemampuan empati, yaitu pikiran yang optimis, tingkat pendidikan, keadaan
psikis, pengalaman, usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, status
sosial, dan beban hidup. Faktor-faktor tersebut diperlukan untuk
menunjang perawat dalam meningkatkan kemampuan empati.
Kemampuan empati terkadang
memang tidak dapat langsung muncul dari diri seorang perawat begitu
saja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
empati, yaitu:
- Peduli
- Berguru
- Berlatih
Dengan begitu
maka perawat dapat meningkatkan kemampuan empatinya agar dapat lebih
mengerti, memahami, dan menghayati tidak hanya kondisi fisik namun juga kondisi
psikis klien. Dengan kemampuan empati maka perawat memiliki kemampuan
untuk menghayati perasaan pasien. Kemampuan empati
seorang perawat dipengaruhi oleh kondisi perawat itu
sendiri. Perawat perlu menjaga kondisi kesehatan fisik dan psikis
karena keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.Untuk dapat memiliki
kemampuan empati, seorang perawat harus mampu bersosialisasi.
Kebanyakan perawat memiliki sifat extovert (terbuka), maka akan lebih
mudah dalam menangani pasien, karena pasien merasa nyaman dengan keberadaannya.
3. Altruisme
Merupakan
perilaku yang menggambarkan kepedulian dan kesejahteraan orang lain.
Sikap dari nilai
altruisme yang ditampilkan perawat meliputi pemberian
perhatian, komitmen atau prinsip yang dipegang teguh oleh perawat untuk
mempertahankan janji, rasa iba, kemurahan hati, serta ketekunan.
Pada altruisme salah
satu yang penting adalah sifat empati atau merasakan perasaan orang
lain di sekitar kita. Hanya altruisme timbal balik yang mempunyai
dasar biologis. Kerugian potensial dari altruisme yang dialami
individu diimbangi dengan kemungkinan menerima pertolongan dari individu lain.
Beberapa ahli mengatakan bahwa altruisme merupakan bagian “sifat
manusia” yang ditentukan secara genetika, karena keputusan untuk
memberikan pertolongan melibatkan proses kongnisi sosial komplek dalam
mengambil keputusan yang rasional (Latane&Darley, Schwartz, dalam
Sears, 1991).
Perawat yang memiliki nilai yang baik
pasti akan menggali metode dan
keterampilan yang diperlukan untuk memberdayakan
asuhan yang efektif (Bishof & Scudder, 1990). Mereka menunjukkan
kepedulian terhadap klien dengan mendukung dan menguatkan klien, sehingga klien
dapat sembuh dari sakitnya, dapat mengatasi kelemahannya, dan hidup lebih
sehat. Mereka peduli dengan kesejahteraan klien. Kehadiran kepedulian
seringkali membantu proses penyembuhan (Bishof & Scudder, 1990).
4. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya
melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan
kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
5. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk
terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
6. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.
7. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti
penuh dengan kebenaran. Nilai inidiperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracityberhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yangsebenarnya kepada
klien tentang segala sesuatu yangberhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan.
Walaupun demikian, terdapat
beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika
kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan
paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi,
mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya.
Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
8. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan
individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yangmenyatakan bahwa
tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan
penderitaan.
9. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip
kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Segala
sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada
teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
1- Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa terkecuali.
-Konflik Antara
Nilai dan Kewajiban Profesional
Dengan berubahnya lingkup
praktik keperawatan dan teknologi medis, tanggung jawab keperawatan
akan menjadi konflik dengan nilai-nilai pribadi perawat,
misalnya membantu dokter dalam melaksanakan aborsi terapeutik, memperpanjang
kehidupan pasien yang tidak responsif dengan mesin, tidak memasukkan transfusi
darah karena keyakinan agama individu yang seharusnya ia lakukan.
Klarifikasi nilai ini
menyebutkan bahwa tidak ada seperangkat nilai yang benar untuk setiap
orang. Proses klarifikasi nilai lebih memperhatikan proses penilaian,
bukan berdasarkan hasil penilaiannya. Proses penilaian mencakup tujuh proses
yang ditempatkan dalam 3 kelompok :
·
Menghargai
- Menjunjung dan menghargai keyakinan dan perilaku seseorang
- Menjunjung dan menghargai keyakinan dan perilaku seseorang
- Menegaskannya di depan umum bila diperlukan
·
Memilih
- Memilih dari berbagai alternatif
- Memilih dari berbagai alternatif
- Memilih setelah mempertimbangkan
konsekuensinya
Memilih secara bebas
·
Bertindak
- Bertindak sesuai pola, konsistensi dan repetisi (mengulang yang telah disepakati)
- Bertindak sesuai pola, konsistensi dan repetisi (mengulang yang telah disepakati)
Nilai-Nilai Esensial Dalam
Profesi
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”
melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan
7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu :
a)
Aesthetics
(keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan
kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan
kepedulian.
b)
Altruism (mengutamakan
orang lain): Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau
kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
c)
Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau
status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga
diri dan toleransi
d)
Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas
untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan
dalam pengarahan diri sendiri.
e)
Human dignity
(Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia
sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan
penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
f)
Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi
moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas, integritas,
dorongan dan keadilan serta kewajaran.
g) Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran,
keunikan dan reflektifitas yang rasional.
KLARIFIKASI NILAI-NILAI(VALUES)
Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana
seseorang dapat mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri.
Hal ini merupakan proses yang memungkinkan seseorang menemukan sistem
perilakunya sendiri melalui perasaan dan analisis yang dipilihnya dan muncul
alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang sudah dianalisis secara
rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya (Steele&Harmon,
1983). Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar didalam
aplikasi keperawatan dan kebidanan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai
individu yang perlu dipahami oleh perawat dan bidan.
Pilihan:
·
Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap
individu;
·
Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang
diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang
diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.
·
Keyakinan bahwa penghormatan
terhadap martabat seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik bagi semua
masyarakat.
Penghargaan:
Penghargaan:
·
Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa
senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien
serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal
yang dilakukan;
·
Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak
bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
Tindakan
Tindakan
·
Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan
sehari-hari;
·
Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan
pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang
dilakukan.
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.